Macam-macam Transmisi otomatis

Transmisi Otomatis merupakan salah satu sistem penerus daya dari mesin ke roda. Beberapa tahun belakangan ini jenis transmisi otomatis mengalami perkembangan cukup pesat.

Berbagai anekdot bermunculan menyertai perkembangan dan penggunaan teknologi transmisi otomatis pada kendaraan bermotor seperti Real men use three pedals.

Sama seperti kemunculan sepeda motor matic pertama kali yang disertai munculnya berbagai stiker bertuliskan “hari gini masih oper gigi” kemudian dibalas dengan “laki pakai matik, sekalian aja pakai lipstik”.

Tapi kebutuhan dan kondisi lah yang membuat kendaraan khususnya mobil bertransmisi otomatis semakin dilirik.

Bahkan mobil beraliran Sport pun tidak ketinggalan memanfaatkan teknologi transmisi otomatis ini. Sebut saja, Lamborghini Huracan, Porche 911 GT3 adalah contoh mobil sport yang menggunakan transmisi otomatis.

Transmisi otomatis yang digunakan pada mobil Sport tentu berbeda dengan transmisi otomatis yang digunakan pada mobil jenis City Car atau mobil jenis Comuter lainnya.

Jadi, jika anda sudah sangat familiar dengan transmisi otomatis jenis CVT karena sudah sering melihatnya di berbagai motor matik yang beredar di jalanan, ketahuilah bahwa CVT bukan satu-satunya tipe trnasmisi otomatis yag ada.

Pada mobil, transmisi otomatis terbagi menjadi beberapa jenis dan penggunaannya di sesuaikan dengan kebutuhan dan target penggunaan mobil yang bersangkutan.

Jadi untuk sementara, dengan teknologi yang ada, transmisi otomatis jenis CVT tidak digunakan pada mobil beraliran Sport yang mengandalkan torsi performance yang tangguh karena Slip-Loss nya besar.

Jadi tipe transmisi apakah yang digunakan pada mobil Sport, City car, atau mobil keluarga. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak macam-macam transmisi otomatis pada mobil berikut ini beserta mobil-mobil yang menggunakan tipe transmisi otomatis sebagai penerus dayanya.

Macam-macam Transmisi otomatis


Torque Converter

Transmisi yang relatif mudah perawatannya jika dibandingkan dengan tipe transmisi otomatis jenis CVT dan Dual Clutch.

Transmisi ini memiliki komponen utama yaitu Planetary gear unit (gir planet), hidraulic control unit dan torque converter. Transmisi otomatis tipe torque converter dilengkapi kopling basah (wet clutch) yang dioperasikan oleh torque converter untuk memperbesar momen mesin.

Perangkat elektronik yang menjadi bagian dari sistem transmisi otomatis torque converter akan mendeteksi perilaku pengemudi saat menginjak pedal gas.

Contohnya ketika pengemudi melakukan kickdown maka komputer akan mendeteksi hal tersebut dan kemudian mengkondisikan agar transmisi bekerja pada rasio gigi yang lebih rendah sehingga tenaga yang besar dan putaran mesin yang tinggi untuk ber-akselerasi dapat diraih.

Meskipun perpindahan gigi tidak sehalus CVT dan konstruksi transmisi lumayan berat, Beberapa kendaraan memilih menggunakan sistem transmisi otomatis tipe Torque Converter ini seperti Suzuki Ertiga, Mazda 2, Toyota Yaris, Honda Brio, Toyota Avanza, dll.




CVT (Continously Variable Transmission)

Salah satu tipe transmisi otomatis yang sudah tidak asing lagi di dunia otomotif karena telah banyak digunakan pada kendaraan bermotor khususnya sepeda motor tipe skuter matik.

Transmisi otomatis jenis CVT bekerja sangat halus dan tidak ada gejala menghentak dalam proses perpindahan giginya, terang saja karena CVT tidak menggunakan media roda gigi untuk transfer daya dari mesin ke roda dan bisa dikatakan rasio gigi transmisi CVT paling rapat dan paling banyak.

Sistem transmisi otomatis jenis CVT memanfaatkan dua pulley yang terhubung oleh sabuk (belt) dimana Pulley yang satu terhubung dengan mesin sebagai penggerak dan pulley satunya lagi untuk menggerakan roda (yang digerakan). Diameter kedua pulley ini dapat membesar atau mengecil sesuai putaran mesin.

Pada kondisi mesin stsioner ukuran pulley penggerak lebih kecil dari pada pulley yang digerakan seiring bertambahnya putaran mesin maka pulley penggerak akan membesar dan pulley yang digerakan mengecil hingga pada satu kondisi ukuran kedua pulley sama dan menghasilkan rasio 1:1 (rasio gear 4 atau 5 di transmisi manual).

cvt transmision

Konstruksi transmisi CVT lebih ringkas dibanding Torque Converter dan Dual Clutch sehingga lebih ringan dan ongkos produksinya lebih murah.

Namun power lost yang cukup tinggi khususnya saat berakselerasi, akibat dari gesekan antara pully dan belt CVT yang terkadang slip membuat jenis transmisi CVT tidak digunakan pada mobil tipe sport atau supercar yang membutuhkan transfer daya maksimal dari mesin yang umumnya memilik torsi yang sangat besar.

Awalnya, Belt CVT juga rentan mengalami gangguan, khususnya pada mobil dengan mesin ber-CC besar. Tapi seiring perkembangan teknologi dan riset yang di lakukan sehingga menghasilkan sabuk baja CVT dengan durabilitas yang lebih baik maka penggunaan transmisi CVT pada kendaraan roda empat akan semakin luas.

Mobil yang menggunakan transmisi otomatis tipe CVT antara lain, Mitsubishi Outlander Sport, Nissan Grand Livina, Suzuki Swift sport, Honda New Jazz Honda HRV, Toyota Alphard, dll.


Dual Clutch Transmission

Salah satu teknologi terbaru dalam bidang penerus daya (transmisi) untuk kendaraan bermotor. Transmisi ini memiliki dua kopling yang siap beroperasi menyalurkan tenaga mesin ke-roda sesuai kebutuhan pengemudi.

Terdapat dua tipe kopling yang digunakan pada Dual Clutch Transmission, ada yang menggunakan tipe kering dan ada juga yang menggunakan kopling tipe basah

Secara sederhana proses kerja Dual Clutch Transmission adalah sebagai berikut; Dua buah kopling yang terdapat dalam sistem Dual Clutch Transmission memiliki tugas yang berbeda.

Misalnya terdapat Kopling pertama sebut saja kopling A bertugas untuk menggerakan gear 1,3,5, dan R sedangkan kopling kedua sebut saja kopling B bertugas menggerakkan gear 2,4,6.

Saat posisi Gigi satu (first gear) kopling A menutup, sementara itu di waktu yang sama gear-dua pun terhubung tapi kopling B membuka.

Ketika tiba waktunya masuk ke gigi dua maka kopling B menutup sementara Kopling A membuka dan dalam waktu yang sama gear-tiga pun terhubung begitu seterusnya hingga final-gear.

Secara prinsip Dual Clutch Transmision bekerja layaknya trnasmisi manual. Karena didalamnya terdapat komponen yang juga ditemukan dalam transmisi manual seperti kopling, synchronizers, gigi transmisi dll.

Hanya saja tanpa pedal kopling yang tugasnya sudah di komputerisasi didukung perangkat hydrolic dan selenoid untuk melakukan perpindahan gigi.

Namun meskipun tanpa pedal kopling, DCT dapat dikendalikan manual dengan memerintah komputer untuk melakukan perpindahan gigi melalui tombol atau gearshift yang biasa terdapat dibawah lingkar kemudi.

DCT (Dual Clutch Transmision) menghasilkan perpindahan gigi yang sangat cepat dan halus, sehingga mengurangi resiko power-loss ataupun hentakan yang biasa terjadi saat perpindahan gigi seperti yang biasa terjadi pada kendaraan yang menggunakan sistem transmisi manual.

Karena itu pula penggunaan bahan bakar di klaim lebih efisien. Bagian yang paling menarik dari sistim DCT adalah masih terdapat opsi untuk mengendalikan perpindahan gigi secara manual atau full otomatis.

Kendaraan dengan Dual Clutch Transmisi dapat ditemukan pada mobil Ford Fiesta, Nissan GT-R, Porche 911, Ferrari F430 Scuderia, Mitsubishi Lancer Evo X, Lamborghini Huracan, BMW M series, VW Golf GTi, dll.




Transmisi merupakan bagian kendaraan bermotor yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit dalam proses pengembangannya.

Komponen penerus daya ini di wajibkan mampu meneruskan daya mesin tanpa harus kehilangan banyak tenaga mesin dalam prosesnya, sehingga diharapkan mampu memaksimalkan output dan meningkatkan effisiensi penggunaan bahan bakar.

Apakah ungkapan real men use three pedals masih relevan? Mengingat mobil sekelas Mitsubishi Lancer Evo X, dan Lamborghini Huracan menggunakan tipe transmisi otomatis.

Yang pasti, Three Pedals tetap lebih berasa….