9+ Faktor yang mempengaruhi pengereman

Pengereman tidak hanya tentang Ban dan Rem, kondisi pengereman bisa di pengaruhi faktor Eksternal dan Internal yang bisa sangat bervariasi.

Faktor teknis dan non-teknis juga memberi reaksi berbeda pada setiap pengereman yang dilakukan selama berkendara.

Laju kendaraan harus bisa dikendalikan dengan tepat dan akurat. Rem adalah salah satu perangkat penunjang untuk memudahkan pengendalian kendaraan di saat-saat harus mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan.

Jarak pengereman menjadi salah satu hal yang perlu di perhatikan dan di perhitungkan ketika melakukan pengereman agar kecepatan kendaraan dapat dikurangi atau berhenti dengan aman dan nyaman.

Faktor yang mempengaruhi pengereman

Jarak pengereman bisa dipengaruhi oleh beberapa Faktor Teknis dan Non-teknis diantaranya ;

1. Pengaruh Cuaca
Cuaca Mendung atau Panas akan memberi dampak berbeda terhadap cengkeraman ban ke aspal dan juga cengkraman kampas ke tromol atau cakram sehingga kualitas pengereman pun akan berpengaruh.

Kondisi hujan pun demikian, permukaan jalan yang basah tentu akan memberi jarak pengereman yang berbeda dibanding jalan kering. Gaya gesek antara ban dan jalan ketika melakukan pengereman di jalan basah kurang maksimal di banding jalan kering sehingga jarak pengeremannya akan lebih jauh.

2. Kondisi Jalan
Jarak pengereman juga bisa lebih jauh ketika menghadapi kondisi jalan berpasir. Jalan yang bergelombang pun bisa mempengaruhi jarak pengereman. 

3. Kondisi Ban
Ban yang masih memiliki kembangan cukup tebal tentu masih memiliki grip yang baik dibanding ban yang sudah gundul. Kondisi alur ban bisa mempengaruhi jarak pengereman. 

4. Jenis Rem
Rem yang digunakan pada kendaraan memberi respon yang berbeda. Kendaraan dengan rem cakram akan memiliki jarak pengereman yang lebih pendek dibanding rem tromol. 

5. Teknologi Rem
Rem yang di lengkapi dengan teknologi ABS mempengaruhi jarak pengereman yang bisa menjadi lebih jauh atau lebih dekat tergantung deteksi sensor yang di terima oleh sistem terhadap kondisi jalan yang di prediksinya. 
  
6. Beban Kendaraan
semakin berat beban kendaraan maka semakin berat kerja rem dan semakin jauh jarak pengereman terjadi.

7. Letak Geografis
Pengereman yang dilakukan pada jalan berbukit tentu akan berbeda dibanding pengereman di jalanan datar. Kondisi geografis kendaraan yang di hitung dari permukaan laut juga memberi pengaruh berbeda terhadap pengereman. 

8. Respon Sistem
Sistem Rem membutuhkan waktu untuk merespon tekanan pedal rem yang dilakukan. Saat Pedal Rem di tekan maka Fluida akan bergerak menekan sepatu rem ke kampas atau cakram, proses ini butuh waktu sekitar 0.5-1 detik. 

Waktu respon sistem rem bergantung kondisi komponen rem. Semakin Fit komponen rem maka semakin cepat respon yang di berikan oleh rem. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga dan merawat perangkat rem sebaik mungkin.

9. Refleks Pengemudi
Refleks pengemudi bisa dipengaruhi oleh usia, kondisi fisik, yang membuat respon pengereman dan raksi mengerem kurang baikUsia, semakin tua usia maka responsifitasnya terhadap keadaan akan melemah. Sehingga membuat reaksi terhadap pengereman juga semakin lama

10. Kondisi Mental
Terkadang kita tetap harus berkendara walaupun sedang galau, gundah gulana, gugup, nerves karena sedang dalam perjalan ke rumah calon mertua yang konon bertampang sangar tapi baik hatinya. Kondisi berkendara seperti ini dapat mempengaruhi refleks, termasuk refleks untuk mengerem. 

11. Pengaruh Minum
Minuman bisa sangat berpengaruh terhadap reflek saat mengemudi, oleh karenanya dalam peraturan lalu lintas sangat dilarang keras berkendara di bawah pengaruh minuman atau obat. Misalnya Minum Es Teh Hangat bisa bikin bingung teman sejawat.
 
12. Kondisi Fisik
Fisik pengendara yang kurang Fit, Ngantuk, Demam dsbPulang malam atau pagi disertai ngantuk berat sangat tidak dianjurkan berkendara.

Jika besok dapat Shift Siang sebaiknya tidur di kantor saja dari pada berkendara dalam kondisi ngantuk. Atau kalau besok masih shift malam coba tidur di kantor sejenak dan pulang saat pagi dan mata sudah cukup istirahat walau sejenak.

Jalan malam dalam kondisi ngantuk bisa bahaya karena berkendara malam sejatinya butuh konsentrasi lebih tinggi dibanding saat siang. Meskipun saat malam cukup lengang tapi refleks manusia ketika ngantuk tidak semaksimal pada kondisi normal.