Kenali Aquaplanning, agar tetap tenang menghadapinya

Aquaplaning adalah kondisi dimana ban kendaraan kehilangan traksi karena “terangkat” dari permukaan jalan oleh bantalan air yang melapisi ban dengan jalan sehingga membuat kendaraan berperilaku seakan-akan bergerak sendiri dan pengemudi merasa seperti berkendara di atas ski air dan kondisi seperti ini tentu sangat berbahaya.

Aquaplaning dapat terjadi karena dua hal yaitu air dan kecepatan kendaraan. Jadi untuk menghindarinya hanya ada dua cara yaitu hindari genangan air dan kurangi kecepatan.

Gejala aquaplaning terjadi ketika air di depan anda menumpuk lebih cepat dari pada kemampuan ban menyibak genangan air tersebut.

Misalnya, ketika melewati jalan banjir atau genangan air, maka alur pada ban akan memaksa genangan air terpecah ke bagian sisi ban sesuai alur ban yang terbentuk di permukaan ban yang didesain sedemikian rupa agar ban dapat tetap bersentuhan dengan jalan.


Berdasarkan kondisinya, ada Empat faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya gejala Aquaplaning

Kecepatan kendaraan

Semakin cepat kendaraan melakukan perjalanan dalam kondisi basah, semakin sedikit grip yang dimiliki oleh ban kendaraan tersebut.

Jika sebuah mobil melaju dengan kecepatan 30 mph dengan menggunakan ban berkualitas, ketika melewati genangan setinggi 5 cm maka kemungkinan ban masih dapat memindahkan cukup air untuk mempertahankan traksi.

Tapi mobil yang sama ketika melaju dengan kecepatan 50 mph dan melewati genagan yang sama maka kemungkinan ban sudah tidak mampu lagi memecah genangan air dengan baik dan kemungkinan mobil tersebut mengalami gejala aquaplaning.

Kondisi ban

Ban yang sudah mulai gundul tidak dapat menyebarkan genangan air dengan efisien sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aquaplaning.

Periksa ban secara teratur untuk kerusakan atau tanda-tanda keausan khususnya ketika mulai memasuki musim hujan.

Genangan air

Semakin besar curah hujan semakin dalam genangan air yang bisa terbentuk. Genangan air yang lebih dalam tentu berpeluang besar membuat kendaraan yang melewatinya mengalami gejala aquaplaning.

Permukaan jalan

Kondisi permukaan jalan yang licin ketika hujan juga berkontribusi terhadap terjadinya gejala aquaplaning. Lumpur di jalan sekitar lokasi pembangunan atau jalur pertanian sangat berbahaya dan sangat berpotensi menyebabkan aquaplaning. Permukaan aspal yang mulus bisa jadi lebih berbahaya dibanding jalanan beton bergaris atau beralur.


Bagaimana menghindari aquaplaning

Cek selalu kondisi ban dari keausan dan kebotakan, pastikan alur ban masih cukup dalam saat musim hujan tiba. Jika sudah mulai tipis sebaiknya diganti atau berusahalah menjaga kecepatan berkendara ketika hujan turun.

Kurangi kecepatan ketika melewati permukaan jalan yang basah dan sebisa mungkin hindari genangan air.

Berkendaralah di jalur tengah untuk menghindari genangan air yang biasanya terkumpul di pinggir jalan karena memang kontur jalan di buat lebih rendah di bagian pinggir dan lebih tinggi di tengah untuk memaksimalkan drainase dan mencegah air tergenang di jalan yang dapat merusak kualitas aspal dan mengganggu pengguna jalan.

Hindari menggunakan fitur cruise control ketika kondisi jalan basah. Saat melaju di jalan bebas hambatan (Tol), cruise control memang sangat berguna untuk mencegah kaki menjadi lelah karena terus menerus menekan pedal gas di posisi tetap dalam waktu lama. Tapi di kondisi hujan sebaiknya fitur ini dinonaktifkan.

Cobalah mengikuti jejak yang ditinggalkan kendaraan didepan anda dengan tetap menjaga jarak aman. Jejak yang ditinggalkan oleh kendaraan sebelumnya mengandung debit air yang lebih sedikit sehingga dapat meminimalisir gejala aquaplaning. TAPI lakukan ini hanya jika kondisi memungkinkan dengan selalu memperhatikan jarak aman berkendara.

mengatasi mobil yang terkena gejala aquaplaning


Apa yang perlu dilakukan ketika kendaraan mengalami aquaplaning

Cruise Control Off

Jika anda mengaktifkan cruise control saat terjadi aquaplaning sebaiknya nonaktifkan melalui saklar bukan lewat pedal rem, pada kondisi tertentu, cruise control dapat berkontribusi terhadap terjadinya aquapaling, jadi sebaiknya nonaktifkan cruise control saat berkendara dalam kondisi basah.

Jangan mengerem mendadak

Ketika terjadi aquaplaning pengemudi tentu memiliki sedikit kontrol terhadap kendaraan. Hindari mengerem secara mendadak karena bisa jadi membuat ban anda terkunci dan malah membuat kendaraan anda meluncur tak terkendali.

Kemudikan dengan tenang

Hindari gerakan memutar kemudi secara tiba-tiba karena juga akan mempengaruhi keadaan. Membanting stir dengan sudut terlalu besar bisa membuat mobil semakin tergelincir karena ketika terjadi gejala aquaplaning, ban tidak menapak sempurna di permukaan jalan.

Kurangi kecepatan

Setidaknya pada kondisi awal terjadinya aquaplaning biarkan kendaraan bergerak menemukan jalurnya sendiri sambil secara bersamaan kurangi kecepatan dengan mengurangi tekanan pada pedal gas (bukan dengan mengerem) sampai anda merasakan kembali traksi pada roda kendaraan anda.

Pada titik ini anda dapat mulai memutar roda kemudi secara perlahan untuk mengoreksi arah kendaraan dan jika perlu mengerem, lakukan secara lembut dengan tekanan ringan.

Jika mobil anda telah dilengkapi ABS anda bisa mengerem dengan normal namun usahakan tetap menjaga refleks tetap tenang.


Terkadang sangat sulit mendeteksi dan merasakan kapan mobil atau motor mulai mengalami kondisi aquaplaning, terkadang kejadian ini sangat cepat.

Di sepeda motor, ketika terjadi kondisi aquaplaning maka akan terasa motor tiba-tiba oleng dan pengemudi akan seketika merasakan dampaknya dan bisa segera bereaksi untuk mengatasinya dengan mulai menurunkan gas dan menyeimbangkan motor jika masih memungkinkan.

Tapi pada mobil hal ini cukup sulit dideteksi, biasanya ketika ban kehilangan traksi maka mesin akan “berteriak” seperti saat Anda tiba-tiba menginjak kopling ketika sedang melaju. Pertanda lainnya adalah kemudi yang menjadi lebih ringan dan bagian belakang kendaraan mulai ngepot tak terkendali.

Dibutuhkan ketenangan ketika menghadapi aquaplaning, berusahalah tetap fokus dan tenang, hal ini akan membantu anda menentukan tindakan yang tepat sehingga anda dapat mengendalikan kendaraan anda kembali dengan aman.