Tips menjalin hubungan baik dengan Anak, agar dia tidak membencimu

Apakah anda merasa anak anda diam-diam membenci anda? Gerak-geriknya seperti merasa tidak nyaman di dekat anda setiap kali anda dekati.

Tidak ada yang berharap bahwa anak-anak akan membenci orang tuanya. Tapi cukup naif rasanya membayangkan bahwa anak-anak tidak menyimpan emosi negatif kepada kita.

Karena mereka juga mengalami rentang emosi yang sama dengan kita, malah terkadang lebih bergejolak dan itu manusiawi.

Mood anak bisa saja berubah tanpa kita sadari, dan terkadang ketika moodnya sedang kurang baik, kita sebagai orang tuanya malah sedang semangat-semangatnya memberi nasihat dan menceramahi anak tentang nilai-nilai kehidupan tanpa peduli bagaimana reaksi sang anak.

Jadi, alih-alih menghindari masalah ini atau mengabaikannya sama sekali, pertimbangkan alasan-alasan yang mungkin menjadi penyebab mengapa Anda sulit menjalin hubungan baik dengan anak-anak oleh karena mereka memendam sedikit rasa benci kepada anda sebagai orang tuanya:

Terlalu kaku

Anda menerapkan aturan kuno dan kaku dengan kata kunci “lakukan yang saya perintah!!!” sementara sikap anda tidak mencerminkan atau mencontohkan hal yang sesuai.

Misalnya; anda selalu menekankan agar anak rajin beribadah, sementara anda sendiri tidak pernah melakukannya.

Jika anda berada di posisi seperti ini, sebaiknya anda mulai memperbaiki sikap dan tindakan anda agar sesuai dengan yang di ucapkan atau paling tidak ajak mereka bersama-sama berkomitment untuk saling mengingatkan.

anak lucu


Menjadikan anak sebagai teman curhat

Sangat manusiawi jika orang tua dan anak saling berbagi cerita untuk menjalin komunikasi dan mengembangkan ikatan emosional yang kuat.

Namun ketika anda mengubah anak anda menjadi teman curhat dalam segala hal, Anda akan menempatkan mereka dalam peran layaknya orang dewasa.

Dari masalah harga cabe yang melambung, si kakak yang mulai datang bulan, sampai gosip soal tetangga yang katanya punya selingkuhan baru.

Pilah-pilih apa yang ingin anda ceritakan dengan anak anda dengan menyesuaikan usia mereka. Anak kelas 1 SD mungkin sudah bisa diajak ngobrol tentang sepeda yang disukainya tapi tidak bijak jika anda curhat soal cicilan motor yang belum lunas denagnnya.


Tidak Konsisten

Kita semua ada masa-masa emosional yang kadang pasang-surut, dan wajar jika suasana hati kita pada kondisi tertentu mempengaruhi interaksi kita dengan anak-anak.

Misalnya hari ini kita melarangnya makan snack dengan berbagai alibi dan alasan, tapi di beberapa hari kedepan kita membolehkannya karena kepala sudah mumet karena sudah akhir bulan sedangkan gaji bulan ini belum sempat dihabisin, masa' sudah mau gajian lagi. Akhirnya untuk mempersingkat waktu, kitapun menyogoknya dengan snack agar diam.

Atau, baru saja Kemarin melarang anak yang lebih besar pacaran dan harus fokus pendidikan tapi hari ini tiba-tiba anda mengizinkannya hanya karena teman dekatnya tersebut ternyata adalah anak dari sahabat anda.


Cintamu Bersyarat

Pernahkah anda menyadari bahwa anda mencintai mereka hanya saat mereka bersikap kooperatif atau mendapat nilai bagus atau menuruti semua perintah anda.

Hal ini membuat mereka berpikir bahwa cintamu bersyarat hanya saat mereka berbuat hal menyenangkan saja, barulah anda menyayangi mereka.

Sekali saja mereka membuat kesalahan maka seketika itu pula cintamu seakan pudar kepada mereka seakan-akan semua kelucuannya, sikap manis dan baik mereka yang menggemaskan selama ini tidak ada artinya, hilang ditelan sebuah kesalahan yang mungkin saja sepele.

Andapun marah, ngomel, ngedumel selama 7 hari 7 malam tanpa ampun ke mereka.


Terlalu Overprotektif

Anda menempel pergerakan anak terlalu dekat dan lekat seperti wasit pertandingan bola, seperti defender membayangi striker lawan.

Mengawasinya terlalu lekat membuat anak merasa tidak nyaman dan bisa jadi ini merupakan penyebab mereka membenci anda.

Memang sebagai orang tua kita perlu tau apa saja yang dilakukan anak-anak kita diluar sana, bahkan setiap kata yang di tuliskannya di timeline atau wall sosmednya, kita perlu tahu.

Tapi ini membuat anak menjadi kurang nyaman dan merasa di mata-matai oleh intelijen paling hebat sedunia, yaitu anda.


Tidak bisa dipercaya

Hati-hati membuat janji dengan anak-anak anda, hanya di butuhkan satu atau dua kali melanggar janji untuk melemahkan kepercayaan mereka dan membuatnya memendam rasa benci.

Jika anda merasa tidak bisa menepati janji karena tiba-tiba ada kesibukan, minta maaf secara langsung dan berusahalah untuk menepatinya di lain waktu.


Membesarkan anak-anak selalu akan menjadi pekerjaan tiada akhir. Jadi saat anda mempertimbangkan beberapa alasan mengapa anak-anak anda marah kepada anda, ingatlah bahwa tujuannya bukan untuk menjadi sempurna, melainkan untuk menjadi lebih baik dalam melakukan apa yang perlu anda lakukan.

Tanyakan pada anak anda dan dengarkan mereka untuk melihat sudut pandang mereka. Lebih baik mengekspresikan diri dengan meminimalkan konflik, belajar dari pengalaman anda dan memaksimalkan hubungan yang lebih baik dan lebih dekat dengan anak anda.