Teknologi Autonomous pada mobil membuatnya bisa bergerak sendiri

Banyak yang berpandangan bahwa teknologi Driverless adalah masa depan dunia otomotif. Berkendara tanpa harus pegang roda kemudi, bagaikan impian yang menjadi nyata.

Autonomous menjadi tren industri otomotif Global Dewasa ini yang terus di kembangkan.

Tapi apakah teknologi ini akan benar-benar bisa di terapkan pada kondisi nyata jalan raya dengan berbagai ragam karakter berbeda.

Apa sebenarnya Mobil Autonomous?

Secara bahasa, Autonomous kurang lebih berarti; Bebas, mandiri, tidak tunduk pada peraturan atau kontrol orang lain.

Dalam konteks otomotif itu mengacu pada teknologi mobil yang memiliki kemampuan ‘berpikir’ dan berjalan sendiri tanpa atau dengan sedikit campur tangan manusia.


Bagaimana Teknologi ini bekerja?

Secara sederhana, sebuah mobil autonomous dilengkapi prosesor komputer, prosesor memonitor masukan dari kamera onboard, radar dan lidar, data posisi global yang didapat dari sistem navigasi satelitte pada mobil, dan beragam sensor lainnnya.

Komputer kemudian mengirimkan instruksi berdasarkan data yang diterimanya ke perangkat elektromekanis yang mengendalikan kemudi, pengereman, percepatan,dll.


Bisakah Teknologi ini dipasang pada mobil lama?

Sebelumnya kita perlu data dulu syarat untuk menjadi Autonomus. Untuk menjadi Autonomous, sebuah mobil harus se-elektrik mungkin.

Mulai dari elektrik power steering yang bisa dioperasikan dengan komputer karena mekanisme hydrolik atau manual tidak dapat/tidak mudah di duet-kan dengan sistem komputerisasi.

Kemudian sistem pengereman pun harus sudah atau sebisa mungkin di buat bekerja secara elektronik.

Sistem mamajemen mesin harus sudah menggunakan sistem elektronik. Contohnya, Throttle body elektrik agar dapat merespon perintah komputer.

Dan seterusnya dan seterusnya...

Jadi apakah Avanza atau Xenia keluaran tahun 2005 bisa di buat Autonomous??

Tentu akan banyak pekerjaan yang perlu dilakukan dengan biaya yang tidak sedikit untuk mengejar ketertinggalan.


Apakah teknologi ini bisa 'dipercaya'?

Perangkat pendukung sistem autonomous seperti kamera tidak memiliki bagian yang bergerak, gangguan yang mungkin terjadi adalah ketika ‘pandangannya’ dikaburkan oleh kabut, air hujan atau kotoran.

Bila itu terjadi, sistem akan mengirim peringatan kepada pengemudi untuk mengambil alih kendali. Lagi pula dukungan sistem radar dapat menembus hujan dan kabut.

Prosesornya sendiri telah lama dikembangkan setidaknya sejak awal sistem pengereman anti-lock di akhir 70-an.

Ultrasonic sensor yang ada di depan belakang bahkan sisi kanan-kiri mobil telah banyak digunakan untuk memastikan mobil parkir dengan rapi dan benar.

Teknologi Autonomus telah berkembang sangat pesat dan canggih, sebagian sudah diterapkan pada mobil yang membuatnya memiliki kemampuan semi-autonomus.

Bahkan sekarang, teknologi cerdas yang di sematkan pada mobil membuatnya mampu parkir sendiri tanpa campur tangan pengemudi.

Jadi apakah teknologi ini bisa 'dipercaya', seperti saat kita mempercayakannya kepada seorang Supir??

Jawabannya cukup sulit karena teknologi ini masih perlu pengembangan meskipun telah lama dikembangkan.

Jika semua sarana dan prasaranya sudah memadai, mungkin teknologi ini bisa dipercaya seperti saat kita percaya bahwa nasi tidak akan gosong ketika dimasak menggunakan MagicJar.

Teknologi Autonomous tren Otomotif Global


Bagaimana mobil tahu kemana harus pergi?

Mobil Autonomus akan diprogram oleh pengemudinya melalui sistem navigasi satelit. Input perintah bisa dilakukan melalui dashboard di mobil atau melalui ponsel yang terhubung dengan mobil melalui jaringan yang didukung.

Dengan bantuan sistem navigasi satelit, mobil autonomous akan mengantarkan penumpangnya ke tujuan sesuai input yang diberikan.


Kapan teknologi mobil Autonomus mulai dipasarkan?

Sebenarnya teknologi mobil autonomus sudah bisa ditemukan dalam mobil-mobil keluaran terbaru khususnya pada mobil listrik buatan Tesla.

Dan beberapa mobil kelas menengah sudah menerapkan sebagian dari teknologi autonomus.

Namun untuk penerapan Full Autonomous sepertinya masih butuh waktu yang cukup lama karena akan melibatkan faktor teknis dan non-teknis termasuk dukungan infrastruktur jalan yang kompatible dengan teknologi ini.