Menjual kendaraan kepada Saudara sendiri, apa Untung Ruginya?

Memiliki kendaraan bermotor menjadi kebutuhan penting sebagai sarana transportasi masa kini.

Mudahnya mendapatkan unit kendaraan baru menjadikan angkutan masal saat ini semakin terpinggirkan, meskipun Pemerintah sudah turun tangan untuk “memaksa” warganya naik angkutan umum dengan berbagai cara.

Karena kemudahan mendapatkan unit baru tersebutlah terkadang kita yang sudah punya kendaraan ingin membeli mobil atau motor keluaran terbaru.

Dan untuk menghindari pajak progresif atau untuk tambah-tambah uang muka kitapun merasa perlu menjual kendaraan yang sudah kita miliki dan gunakan selama ini.

Menjual mobil atau motor second sekarang sangat mudah, banyak media yang bisa digunakan untuk menawarkan kendaraan yang kita miliki untuk dijual.

Dari mulai forum jual-beli di media sosial mengiklankan di marketplace atau menawarkan secara offline ke rekan-rekan dekat.

Selama proses “marketing” memasarkan kendaraan yang kita miliki tersebut mungkin saja peminatnya adalah saudara sendiri atau yang masih ada hubungan keluarga dekat dengan kita entah itu sepupu, ponakan, paman/bibi, anaknya om / tante (hlah sepupu juga tuh) atau keluarga dari kakek dan nenek.

Proses Jual-Beli dengan saudara dekat tentu lebih mudah, tidak perlu terlalu formal dan bisa saling percaya meskipun tetap pakai kuitansi untuk mengurus Balik nama.

Menjual kendaraan kepada Saudara menyimpan keuntungan dan kerugian tersendiri, apa sajakah itu.

Keuntungan menjual kendaraan kepada saudara sendiri

1. Proses jual beli lebih mudah, proses negosiasi bisa santai tidak perlu tegang merasa takut tertipu apalagi pakai rasa curiga. Lain kalau menjual sama orang lain yang belum dikenal, mau test drive saja kita perlu was-was dan curiga jangan-jangan nanti di bawa lari.

Meskipun calon pembeli meninggalkan jaminan Pajero Sport untuk test drive Ayla milik kita, tetap saja ada rasa was-was, jangan-jangan Pajero Sport nya mobil sewaan.

2. Bisa pinjam kalau kangen. Kadang kita merasa kangen dengan kendaraan yang terpaksa harus dijual tersebut. Kalau pembelinya Saudara sendiri, kita bisa pinjam suatu saat pas kangen, yaa sekedar pinjam pakai keliling komplek kan tidak mengapa.

3. Bisa dijual diatas harga pasaran atau setidaknya masih lebih tinggi dari pada menjualnya ke showroom penjualan mobil/motor bekas. Kalau punya Saudara yang pengertian dan memang kondisi kendaraan masih fit seperti keluaran pabrik, bisalah menawarkannya dengan harga sedikti diatas pasaran.


Kerugian jika menjual kendaran kepada saudara sendiri

1. Bisa baper kalau mobil/motor tidak terawat. Saat bertemu di arisan keluarga atau saat silaturahmi di hari raya dan melihat kondisi mobil/motor kita dulu yang kurang terawat, rasanya kok jadi Baper, padahal kan sudah dijual.

2. Tidak enak kalau ada komplain terkait kondisi mobil bisa-bisa malah tekor nanggung biaya servis. Biasanya tidak langsung komplain tapi secara tersirat saja, kok perasaan AC-nya gak dingin yaa, punya pak RT sama-sama type dan tahunnya tapi AC-nya lebih dingin. "Owh itu nganu.."

3. Sulit tentukan harga, takut kemahalan. Bisa-bisa malah ditawar di bawah harga pasaran. Kalau dikasih harga sesuai pasaran nanti katanya kemahalan, sama saudara sendiri kok pakai harga pasaran.

Tapi kalau dikasih di bawah harga pasaran kitanya malah merasa rugi, tapi biarlah sama saudara sendiri ini, setidaknya bisa lebih tinggi dari penawaran diler kendaraan bekas. Jadi posisinya dibawah harga pasaran tapi diatas harga diler. "Ya gak..?"

menjual kendaraan bekas ke saudara sendiri otonao

Selain hal-hal diatas ada juga faktor yang kadang membuat kita terkadang merasa sungkan ketika menjual kendaraan pada saudara sendiri.

1. Tidak bisa seenaknya, karena yang akan membeli kendaraan adalah saudara sendiri kita harus memastikan kondisi kendaraan baik dan prima, atau memberitahukan kondisi sebenarnya.

Seperti kondisi kendaraan yang sudah waktunya servis besar atau meginformasikan bila ada bagian tertentu yang sudah menunjukan tanda-tanda minta ganti.

Kan sungkan kalau nanti setelah di beli, baru ketahuan semua kerusakannya, bisa jadi bahan omongan keluarga besar saat kumpul arisan nanti.

2. Kita tidak bisa menservis mobil sekenanya sebelum menjualnya kepada kerabat seperti memakai shock rekondisi atau pakai ban vulkanisir atau campur oli mesin dengan oli gardan.

Tapi bukan berarti kalau menjual ke orang lain bisa seenaknya. Hanya saja jika dibandingkan anda menjualnya ke showroom kendaraan bekas dan di hargai jauh dari harga pasaran, kan rugi kalau mau ganti shock baru atau pakai ban baru untuk memaksimalkan penawaran.

3. Pembayaran di Cicil. Ini juga tak jarang membuat kita sungkan dan sering terjadi saat pembeli kendaraan yang kita jual adalah Saudara atau Kerabat dekat. Yaitu minta bayarannya agar bisa dicicil barang enam bulan atau setahun.

Sedangkan kita sendiri lagi butuh uang tersebut untuk keperluan lain seperti renovasi rumah, bayar anak sekolah atau beli unit kendaraan baru.

Yang ada, Deal harga Cash tapi bayar nyicil, tapi tak apalah sama saudara sendiri selama kebutuhan belum mendesak, yang penting pastikan komitmennya untuk menyicil, kalau perlu buat hitam diatas putih.


Itulah untung rugi jika menjual kendaraan bekas kepada saudara atau kerabat dekat. Tapi memang jika ada niat menjual kendaraan sebaiknya priortitaskan untuk memnawarkan pada kerabat terdekat. Siapa tau ada yang butuh.