Usaha Offline masa kini yang semakin berat persaingannya

Membangun atau memiliki sebuah usaha kini tidak lagi membutuhkan tempat offline yang memadai.

Dampak perkembangan teknologi internet di kolaborasikan dengan sistem android membawa pengaruh terhadap bisnis offline baik itu pengaruh positif dan negatif.

Membuka usaha tidak perlu lagi harus menyediakan tempat atau etalase. Rumah tinggal pun bisa menjadi tempat jualan berbasis online.

Bahkan tidak perlu harus menyetok barang pun sudah bisa berjualan, dengan adanya sistem Dropshiping.

Ini menjadi tantangan berat bagi penjual offline lokal yang terpaksa harus bersaing skala Nasional, siap atau tidak siap.

Dimana kita ketahui tak sedikit marketplace yang menyediakan fasilitas free ongkir yang selama ini menjadi salah satu kelebihan toko offline karena margin harga tercipta dari situ.

Ketika sebuah harga barang sama antara toko online dan toko Offline maka satu-satunya pembeda dari segi harga adalah "Ongkir".

Biaya untuk mengirim barang yang di beli menjadi pertimbangan konsumen dan menjadi enggan untuk membeli online.

Misalnya ketika seorang konsumen yang berada di Sulawesi ingin membeli baju seharga Rp. 100.000 dari toko online di Jakarta. Maka konsumen tersebut harus menrogoh kocek lebih-dalam untuk biaya ongkos kirim.

Sedangkan ongkos kirimnya sendiri bisa mencapai 40-50 ribu per KG-nya (dari Jakarta ke Sulawesi). Oleh karenanya banyak konsumen yang enggan membeli secara online karena itu tadi, selain resiko tertipu tentunya.

Nah disini keunggulan dari Toko Offline karena tidak perlu ada biaya ongkos kirim, konsumen bisa datang langsung ke toko, memilih barang, dan membayar sesuai harga.

Dan masih banyak konsumen yang rela membeli secara offline meskipun harganya terpaut 10-20 ribu dibanding barang yang sama yang dijual di toko online.

Tapi itu duluu, sekarang toko online atau marketplace berinovasi untuk menekan biaya ongkos kirim dengan promo free ongkir atau diskon ongkir hingga lebih dari 50% untuk pembelian minimal sekian rupiah. Bahkan ada market place yang menawarkan bayar di tempat dan boleh Cancel kalau tidak cocok.

Semakin berat saja persaingan usaha masa kini.

Yang paling terkena dampak adalah Penjualan pakaian, mainan, perangkat elektronik, gadget dan yang paling booming belakang adalah segmen transportasi.

Yang awalnya persaingan antar ojek online dan ojek pangkalan kemudian taksi online dan taksi konvensional.

perkembangan bisnis online mempengaruhi offline

Setiap perkembangan teknologi pasti memberi dampak dalam dunia usaha, seperti duluuu sebelum era ponsel canggih populer, jasa foto di tempat wisata bisa menjadi pekerjaan yang menjanjikan.

Tapi sekarang dengan maraknya ponsel pintar yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi membuat jasa foto keliling menjadi kurang peminat.

Sama juga dengan BBM yang dulu menjadi aplikasi chatting mewah dan favorit hingga provider harus menyediakan pulsa khusus untuk BBM. 

Tapi begitu muncul Android yang disusul dengan hadirnya berbagai aplikasi Chatting yang bisa aktif hanya dengan paket internet reguler maka BBM pun mulai ditinggalkan.

Ada juga WARTEL dan Telepon Koin, menjadi andalan untuk menghubungi kerabat yang jauh di kala itu.

Namun semua tetap memiliki pasarnya masing-masing baik toko online maupun offline, alangkah baiknya jika kita bisa memanfaatkan keberadaan teknologi ini semaksimal mungkin untuk tetap bertahan dalam persaingan usaha yang kian hari semakin ketat.

Jika Anda sudah memiliki usaha offline yang berjalan cukup lama, mungkin Anda bisa mulai memikirkan untuk meng-online-kannya. Bisa lewat Sosial Media Facebook, membuat website atau bergabung di Marketplace yang ada.