Komponen Motor MotoGP yang paling jarang rusak saat terjadi kecelakaan

Pada dasarnya, balapan adalah pemanfaatan sebuah kendaraan yang tidak sesuai dengan peruntukan sejatinya dimana sebuah motor seharusnya digunakan sebagai alat tranasportasi seperti sebagaimana awal penemuannya.

Karena saat balapan, motor di "paksa" bekerja melebihi batasannya maka kemungkinan terjatuh pun semakin besar.

Insiden kecelakaan adalah salah satu yang paling tidak diharapkan dalam segala hal termasuk dalam balapan sekelas MotoGP yang sangat rentan dengan insiden kecelakaan.

Ketika terjadi kecelakaan dalam sebuah seri balapan MotoGP maka akan banyak kerugian yang dialami oleh sebuah tim.

Selain kerugian materiil, waktu dan tenaga yang di perlukan untuk mengembalikan motor ke kondisi terbaiknya agar bisa ikut balapan adalah hal yang cukup menyita fisik dan mental para anggota tim.

Meskipun para mekanik dan semua kru yang terlibat memiliki kemampuan untuk membangun kembali motor dalam hitungan jam namun cukup menghadirkan tekanan di dalam paddock.

Apalagi kalau motor jatuh dan mengalami kerusakan berat saat latihan atau qualifikasi. Kecepatan, akurasi, konsentrasi serta ketelitian tingkat tinggi sangat di perlukan dalam merakit dan membangun kembali motor yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan tersebut.

Umumnya, ketika motor Motogp terjatuh, maka akan ada komponen yang rusak dan perlu diganti. Minimal bagian Fairing, setang, dan mungkin footsteep jika motor terjatuh dengan posisi miring sliding ke gravel. Ingat juga dengan bermacam sensor yang tersevar di sekujur bodi motor. Saat terjatuh, sebagian sensor penting ini mungkin mengalami kerusakan, dan setiap tim harus selalu siap dengan kondisi ini.

Kalau motor sampai jungkir balik dan menghajar gravel maka kerusakan komponen akan semakin banyak. Apalagi kalau sampai terbakar seperti motor milik Vinales di Moto GP Styria 2020 yang sempat mengalami malfungsi di bagian rem dan memaksa Vinales lompat dari motornya sehingga Yamaha M1 melaju ke pembatas dan menabraknya dengan keras hingga terbakar.

Atau motor Johan Zarco dan Morbidelli yang hancur lebur dan hampir mengenai kepala Valentino Rossi di balapan seri Austria 2020. Motor mereka benar-benar hancur berkeping-keping kala itu.

Meskipun begitu, tidak semua komponen motor motoGP bisa rusak dengan mudah saat terjadi kecelakaan. Ada komponen motor MotoGP yang paling jarang rusak saat terjadi kecelakaan.

Setidaknya menurut Christophe Bourguignon yang merupakan teknisi dari Carl Crutclow mengatakan bahwa tidak semua bagian motor MotoGP rapuh saat jatuh. Ada part yang tetap solid meslipun terjadi kecelakaan hebat dan harus mengganti hingga 90% komponennya.

Komponen paling jarang rusak tersebut adalah Mesin dan Kaliper Rem (kepala babi).

Selain karena batasan penggunaan mesin, posisi mesin yang terlindungi dengan baik membuatnya menjadi komponen motor Motogp yang paling jarang di ganti meskipun terjadi kecelakaan. Begitupun dengan kaliper rem.

Komponen Motor MotoGP yang paling jarang rusak saat terjadi kecelakaan


Komponen yang paling rentan rusak saat terjadi kecelakaan MotoGP:

Saat terjadi kecelakaan, komponen yang paling sering rusak adalah fairing, handlebar, footstep, ketika masuk ke gravel maka kerusakan bisa semakin parah karena kerikil bisa saja merusak radiator knalpot atau menjungkir balikan motor yang membuat kerusakan semakin merata.

Harga komponen motoGP tentu tidak murah bahkan ada komponen yang bisa di bilang tidak bernilai harganya sangking spesialnya karena di buat dari bahan khusus dan oleh tangan ahli yang benar-benar mencurahkan daya upayanya untuk membuat komponen tersebut.

Komponen seperti Swingarm dan chasis adalah contoh part motogp yang tidak bernilai harganya karena dibuat secara manual oleh orang yang berpengalaman dan menguasai metalurgi.

Meskipun begitu, komponen lainnya pun tak kalah spesialnya karena stok yang terbatas dan harganya yang sangat mahal sehingga bisa membuat manager tim sakit kepala jika sampai rusak akibat kecelakaan.

Komponen seperti Tangki, Knalpot serta radiator biasanya di buat dalam jumlah yang terbatas selain untuk menekan biaya, komponen ini termasuk jarang rusak jika hanya insiden ringan.

Kerusakan pada motor karena jatuh bisa menghabiskan dana antara 15 ribu hingga 100 ribu Euro, tergantung seberapa parah kondisi motor setelah terjatuh.

Contohnya, sebuah piringan cakaram berbahan karbon bernilai 10.000 Euro, dan setiap motor terjatuh dan "nyangkut" di gravel maka komponen ini wajib diganti. Batu dan kerikil dapat merusak piringan cakram dan tim tidak mau ambil resiko membiarkan pembalap turun ke sirkuit dengan kondisi rem tidak maksimal.

Kemudian jika perlu mengganti pelg yang terbuat dari bahan magnesium, harganya sekitar 4.000 Euro. Velg pun perlu diganti meskipun hanya mengalami kerusakan minor.

Radiator motor jiak perlu diganti maka akan menambah biaya sebesar 10.000 Euro, belum lagi part elektronik seperti instrumen di dashboard yang seharga 2.500 Euro. Jika ditambah dengan sensor-sensor penting di motor, bisa menambah budget hingga 15.000 Euro hanya untuk perangkat elektronik. Perlu di ketahui harga sensor di Motor Motogp, tidak ada satupun perangkat elektronik yang lebih murah dari 1.000 Euro. Tak mengherankan jika motor Motogp sangat mahal, komponennya saja sudah seharga motor bahkan mobil komersil.

Oleh karena itulah kenapa beberapa pembalapp tampak sangat hati-hati mengendarai motor MotoGP. Bukan karena tidak bernyali tapi bisa jadi karena faktor non teknis yang di pengaruhi kemampuan finansial tim yang terbatas sehingga sangat sulit mentoleransi dari segi biaya jika terjadi kecelakaan dan harus mereparasi motor.

Balapan motor MotoGP adalah salah satu kompetisi yang membutuhkan dana besar. Tak heran jika hanya tim pabrikan yang sudah mapan saja yang mampu bersaing di papan atas karena didukung finansial dan sumber daya yang memadai.

Sumber https://www.gpone.com/en/2020/01/06/motogp/how-much-does-a-fall-in-the-motogp-cost-here-is-the-precise-amount-and-its-steep