Kenapa motor yang mesinnya lebih dari dua silinder tidak pakai satu karburator saja

Kadang kalau lihat motor yang mesinnya lebih dari satu silinder, rata-rata mereka menggunakan lebih dari satu karburator juga.

Misalnya kalau motor dua silinder, maka karburatornya juga dua, tiga silinder karbunya tiga, empat silinder pun karbunya empat, begitu seterusnya sampai berapapun jumlah silindernya maka jumlah karburatornya pun mengikuti.

Kemudian muncul pertanyaan, kenapa motor yang mesinnya lebih dari satu silinder tidak pakai satu karburator saja seperti mesin mobil.?

Kalau kita lihat mesin mobil, umumnya karburatornya hanya satu, berapapun jumlah silindernya. Ada beberapa gelintir mesin mobil yang jumlah karburatornya sebanyak jumlah silindernya, tapi populasinya tidak banyak.

Kenapa di motor tidak bisa dibuat seperti mobil. Bahkan motor keluaran terbaru pun yang mesinnya lebih dari satu silinder tetap memasang karburator disetiap masing-masing silindernya seperti Kawasaki Ninja versi Karbu.
.
karburator motor

Bukankah akan lebih efisien kalau pakai satu karburator saja?
Selain ekonomis dari segi biaya produksi, juga lebih mudah dalam hal setting dan servis karburator.
Kalau setiap silinder pakai karburator sendiri-sendiri maka proses settingan dan servis akan sedikit rumit dan makan waktu.

Ternyata hal tersebut bukanlah tanpa alasan.

Salah satu alsan mengapa motor dua silinder atau lebih tidak pakai satu karburator saja adalah untuk mengejar performa dan mesin yang halus karena getaran rendah.

Motor dua silinder atau lebih, umumnya diciptakan untuk memiliki performa yang tinggi dan karena produksi masal sehingga perlu di perhitungkan juga efisiensi bahan bakar dan getaran mesin yang rendah.

Mesin motor lebih sering bekerja pada putaran tinggi, oleh karenanya, suplai bahan bakar harus selalu terjaga dengan stabil.

Dengan memasang karburator di setiap silinder maka suplai bahan bakar akan lebih fokus pada silinder yang di tuju sehingga relatif hemat bahan bakar jika di banding penggunaan satu karbu yang harus menghadapi tekanan balik ketika klep inlet menutup yang membuat bahan bakar akan kembali menyemprot keluar.

Selain itu ruang mesin di motor tidak cukup luas untuk tampat manifold yang berukuran relatif lebih besar dan panjang jika menggunakan satu karburatrr untuk mesin multi silinder.

Kita ketahui bersama, syarat pemasangan karburator agar kinerjanya maksimal adalah harus sedekat mungkin dengan intake manifold. Jika menggunakan satu karburator maka jarak karburator dengan inlet manifold bisa jadi akan lebih panjang. 

Jika mesin inline 4 silinder, maka silinder bagian tengah mungkin akan mendapatkan jarak yang pendek dengan karburator sementara silinder terluar akan memiliki jarak yang jauh dengan karburator sehingga suplai bahan bakar tidak maksimal. Belum lagi masalah aliran balik di saluran manifold menjadi kelemahan tersendiri.

Kalau begitu, kenapa di mobil tidak meneraplan hal yang sama dengan motor.?

Beberapa mobil performa tinggi meletakkan karburator disetiap silindernya. Namun untuk mobil produksi masal, umumnya hanya menggunakan satu karburator. Ini karena, mobil tersebut tidak mengejar performa. Jikapun "dipaksa" menggunakan lebih dari satu karburator maka biaya produksi akan meningkat dan proses perawatan tidak efisien karena mensinkronkan tiap karbu per silinder akan memakan waktu dan ribet jika dilakukan pada mesin mobil. Yang akhirnya biaya perawatan pun membengkak sehingga akan memberatkan konsumen.

Itulah kenapa umumnya motor menggunakan karburator yang terpisah untuk masing-masing silindernya.

Namun begitu ada juga motor yang menggunakan satu karburator seperti motor Harley yang memakai mesin V Twin.

Dan sekarang ketika teknologi injeksi semakin ramah dan murah maka konstruksi mesin menjadi lebih kompak. Layout inlet manifold semakin ringkas dengan posisinya injektor yang bisa disesuaikan apakah menerapkan sistem direct atau indirect injection.

Karburator dan injeksi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kedua sistem suplai bahan bakar ini tetap masih dapat kita temukan saat ini meskipun kendaraan keluaraan terbaru umumnya menggunakan sistem injeksi untuk efisiensi bahan bakar.