Pertimbangkan saat ingin menjual barang yang lagi TREN

Harapan yang dari sebuah usaha adalah barang cepat laku dan cepat kembali modal dengan keuntungan besar. Salah satu trik penjualan agar barang cepat laku dan cepat balik modal adalah dengan menjual barang yang sedang tren di masyarakat.

Barang yang sedang tren tentu banyak di cari orang, karena banyak di cari orang maka yang jual pun otomatis akan sangat banyak. Akhirnya persaingan harga tidak terelakan, selisih harga sedikit saja bisa mempengaruhi keputusan orang untuk membeli.

Menjual barang yang sedang tren perlu analisa dan pengamatan yang matang. Berapa lama barang tersebut ngetren, apa yang mempengaruhinya, dan kapan akan berakhir tren tersebut, harus bisa di analisa oleh seorang pengusaha khususnya bagi anda yang termasuk pengusaha yang berada di tingkat pengecer.

Salah perhitungan malah akan berakhir kerugian, terlanjur stok banyak ternyata trennya sudah berakhir. Jadilah stok mati, syukur-syukur kalau 1 atau 2 tahun kemudian, trennya kembali. Karena sejarah pasti terulang begitupun sesuatu yang tren jaman dulu pasti akan tren di kemudian hari tapi kapan?, itu yang belum pasti.

Jadi hindari terjebak dengan barang dagangan yang sedang tren jika anda tidak yakin kapan tren itu akan berakhir. Barang seperti baju, mainan, aksesoris, hewan piaraan, tanaman hias dll, semuanya memiliki masa-masa booming yang menarik perhatian khalayak ramai.

Sebut saja seperti Spinner, ada lagi sepatu roda (inline skate), celana cutbray, ikan Louhan, Bunga gelombang cinta, batu akik dan masih banyak lagi. Analisa kenapa barang tersebut bisa ngetrend adalah sangat penting.

Misalnya apakah trend-nya karena film di TV, atau karena ada artis yang mengenakannya belakangan ini, atau karena ada event tertentu. Event tertentu seperti gelaran FIFA World Cup yang membuat semua pernak-pernik terkait bola dan aksesoris peserta piala dunia akan menjadi laris.

Atau ada pertandingan Badminton Se-Asia, yang otomatis membuat penjualan Raket dan Cock meningkat tajam, namun setelah event berakhir penjualan pun kembali normal. Tapi untuk barang seperti Raket atau yang berkaitan dengan bola tentu tidak ada matinya, setiap saat trennya pasti bisa terulang. Kegiatan Ekstra-kulikuler anak sekolah bisa membantu penjualan tanpa harus menunggu tren.

Kecuali mungkin seperti Jersey Negara peserta Piala Dunia yang akan menurun penjualannya saat piala dunia berakhir. Kalau seperti bunga Gelombang cinta, ikan Lohan, Batu Akik, Spinner atau sepatu roda, kita tidak akan tahu kapan trennya akan terulang.

analisa jualan barang yang tren

Contoh misalnya saja Spinner, sepertinya permainan ini belum/tidak pernah ngetrend dalam sejarah permainan anak-anak di Indonesia. Jadi kita tidak bisa memprediksi kapan permainan ini akan ngetrend lagi.

Kalau anda punya stock Spinner cukup banyak dan belum laku terjual maka bisa jadi “stock mati” di toko anda ketika trend-nya berakhir. Kalau sepatu Roda, sekitar 10 atau 20 tahun yang lalu sempat lumayan ngetrend dan mungkin beberapa tahun akan datang akan ngetrend lagi.

Lihat juga Batu Akik yang sempat di buru banyak orang dari kalangan penghobi hingga orang awam pun berbondong-bondong mengoleksi batu Akik. Saking ngetrend-nya, batu akik pun mencapai harga jual yang sangat tinggi. Banyak juga yang akhirnya memutuskan membuka usaha pengolahan batu Akik, Dari mulai jasa potong batu, poles hingga membuat cincin/kalung.

Ketika akhirnya batu Akik tidak ngetrend lagi maka yang bertahan tinggal penghobi yang memang sejak awal bergelut dan menjadi pengusaha batu Akik sedangkan kelompok awam yang opurtunis, mundur teratur satu persatu.

Jika anda ingin menncoba ikut larut dalam fenomena yang lagi tren dengan menjual produk yang berkaitan dengannya, maka anda harus menganalisa dan selalu mengikuti perkembangannya. Jangan sampai anda terlanjur stok banyak barang atau keluar modal banyak saat trennya sudah mulai menurun.

Karena di tingkat Distributor juga kadang ada permainan. Ketika trennya mulai menurun maka stok akan ditahan dan menginformasikan kepada pengecer bahwa stok terbatas. Otomatis pedagang di tingkat pengecer akan terpengaruh secara psikologis.

Karena khawatir kehabisan stock dan mengecewakan pelanggannya dan berpotensi kehilangan keuntungan. Maka mereka rela tetap menstock barang tersebut walaupun membayar lebih tinggi dan membeli lebih banyak dari biasanya untuk mengamankan stock. Tanpa sadar ternyata trennya sudah turun bahkan sudah tidak ada peminatnya sama sekali.

Karena kadang kita sangat mudah terpengaruh dengan sugesti-sugesti yang mengkhawatirkan dan di buru waktu. Seperti ...

“Buruan beli sekarang, Senin harga naik!!!”
“Ayo di beli, tinggal dua Stock terakhir jangan sampai kehabisan!!”
“Promo Diskon hanya sampai jam sembilan, ayo buruan!!"

Jadi sangat penting untuk tetap menganalisa kondisi pasar sebelum menentukan ingin ikut tren atau tidak. Begitupun ketika mengikuti tren, harus tetap menganalisa dan memperhatikan perkembangan pasar apakah sudah mencapai titik jenuh atau belum.

Jika sudah mencapai titik jenuh, kurangi jumlah pembelian dari distributor. Mungkin anda akhirnya akan bolak-balik untuk kulakan karena sering kehabisan stock karena ternyata trennya belum berakhir. Tapi itu lebih baik daripada overstock tapi trend-nya sudah usai.

Iya kalau Distributornya menerima return dari pelanggannya atau paling tidak barang yang sudah tidak laku tersebut bisa diganti produk lain. Tapi kalu Distributornya pakai sistem jual putus, maka anda malah akan kesulitan nantinya, modal anda akan terhenti di satu barang yang perputarannya terhambat.